Jalan Salib: Jalan Kerahiman Ilahi
2016
“Oleh
Bilur-bilurnya kita menjadi sembuh”
(Yesaya 52:13-53:12)
Pengantar: Umat beriman
saudara-saudari yang terkasih, para peziarah, para pecinta dan pengikut salib
Tuhan.
Marilah
kita mengikuti jalan salib Tuhan. Mengalami salib yang ditanggung Tuhan oleh
kesalahan kita, dan kehendak kita yang sesat. Kita yang tercemar oleh dosa
dibebaskan oleh derita Anak manusia.
Umat
Allah Keluarga Peziarah yang terkasih
Riwayat kebebasan manusia, kerinduan
manusia akan keselamatan terlaksana dalam jalan derita. Jalan sengsara. Jalan
yang demikian berat dijejaki oleh kaki suci. Kaki nan suci telusuri tapak
keberdosaan manusia. Masuk dalam kelompok penjahat. Dihina, dikata sebagai penghujat
Allah. Ludah para Pemuja-Nya membasahi wajah lusuh. Sengsara tak tertahankan,
namun Tuhan menyapa dengan tidak keluh. Tanpa kata meski takut gerogoti raga
rapuh dan jiwa lemah. Langkah tegar tetap maju. Tak hirau ancam bengis serdadu
berkuda. Lecutan cambuk mencabik, mengukir bilur-bilur membekas pada tubuh.
Setia pada salib adalah ikrar tiada akhir. Demi kita manusia yang kerap kali
gusar, patah semangat, ingkar janji, mau ikut jalan sendiri, Mesias tetap kuat
hadapi semua.
Tuhan
masuk dalam situasi peradilan, ketika manusia begitu leluasa mempermainkan
keadilan. Yesus sang guru yang dulu berkata dengan bebas kini bisu, menanti
hukum atas dirinya merenungi kisah sedih yang sedang dilaluinya. Penyakit kita
dipikulnya sengsara kita ditanggungnya dengan salib yang demikian berat.
Seperti anak domba yang diantar ke pembantaian ia tidak membuka mulutnya.
Anak
manusia kini seorang diri. Tak ada pembela baginya, dimanakah sorak-sorai
Yerusalem, pujian rakyat atas dirinya sebagai Raja Sion. Suatu pernyataan yang
tetap menjadi sebuah tanya. Terjawab dalam setiap sengsara yang dialami. Ibunda
meratap pilu. Tangisi kesedihan hati. Menyaksikan sang Putra yang sedang lalui
sakit derita.
“Oleh
bilur-bilurnya kita disembuhkan”. Derita-Nya sembuhkan derita kita. Kita
disembuhkan oleh sengsara hebat. Luka yang menyanyat raganya, sembuhkan raga
kita. Dosa dipulihkan dalam darah. Rasa sakitnya sembuhkan rasa sakit kita.
Semangatnya sembuhkan kemalasan kita. Kekuatannya sembuhkan kelemahan kita.
Umat beriman saudara-saudari yang
terkasih, para peziarah, para pecinta dan pengikut salib Tuhan.
Ketika
mata kita tertuju pada salib, disana kita memandang wajah kerahiman Ilahi.
Salib kaya akan kerahiman Allah. Kerahiman Allah yang tak berhingga menembusi
ruang dan waktu. Salib Kristus. Salib yang membawa selamat memancarkan sukacita
ketenangan dan kedamaian. Wajah kerahiman Allah ini menatap manusia lalu kemudian
menyapu, membersihkan situasi keberdosaan manusia. Wajah kerahiman Allah ini
demikian tulus hingga selalu lebih dasyat dari dosa apapun. Tak ada yang dapat menempatkan
batas belas kasih kerahiman Allah untuk megampuni manusia. Karena itu, ketika
kita mengikuti jalan salib Tuhan, kita menelusuri jalan kerahiman Allah. Kita
sekalian masuk mengalami kasih kerahiman Allah, mengampuni yang berdosa dan
menanamkan pengharapan bagi yang putus asa. “ Jalan salib : Jalan Kerahiman Ilahi”. Jalan yang mengantar
manusia pada keselamatan. Jalan Pengampunan. Dengan jalan salib ini, kita juga
belajar menjadi jalan yang menghantar saudara kita pada rumah Bapa. Rumah
idaman setiap pengembara yang berkelana di bawah kolong langit ini. Menjadi
jalan yang tidak pilih kasih. Siapa saja boleh lewat entah itu seorang pengemis
atau seorang konglomerat kenamaan. Jalan salib, Jalan yang menakutkan,
mengerikan dan kerap kali menggelisahkan. Tidak semua mau jalan. Tidak semua orang mau menjadi jalan. Akankah
kita mengikuti jalan salib Tuhan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar